Film Sekawan Limo berhasil meraih lebih dari satu juta penonton pada Rabu (10/7/2024). Perolehan tersebut diraih film Sekawan Limo selama satu minggu tayang di bioskop sejak 4 Juli 2024. "Matur nuwun untuk 1.000.000++ penonton SEKAWAN LIMO yang sudah ikut pendakian penuh tawa, takut, tangis, dan hatinya hangat bersama Bagas dan konco konconya di Bioskop" tulis akun Instagram @sekawanlimo, Rabu (10/7/2024).
Sementara itu, Bayu Eko Moektito alias Bayu Skak selaku sutradara mengaku terkejut atas pencapaian film garapannya tersebut. "ALHAMDULILLAH 1.000.000 PENONTON FILM SEKAWAN LIMO. Bener bener kaget iki mau ning perjalanan dikabari nek wis melbu 1jt penonton," tulis Bayu Skak melalui Instagramnya @moektito, Rabu (10/7/2024). Atas pencapaian tersebut, Bayu Skak mengucapkan terima kasih kepada seluruh penonton yang telah turut meramaikan filmnya.
"Matur nuwun kabeh Rek! sing wis dadi bagian soko 1Jt wong iki, sing wis munggah Madyopuro bareng Sekawan Limo" lanjutnya Tak hanya itu, Bayu Skak juga merasa bersyukur lantaran film Sekawan Limo dapat dinikmati oleh penonton dari berbagai daerah di Indonesia. Iptu Rudiana Bantah Perintahkan Dede Bersaksi Bohong Kasus Vina, Kuasa Hukum: Itu Tak Benar, Fitnah Serambinews.com
Foto Pernikahan Robby Purba dan Raline Shah Bikin Heboh, Bubah Kaget, Rossa Datang, Ternyata Film Banjarmasinpost.co.id Sosok AKBP Bayu Pratama Kapolres Jember Beri Sepeda Alif, Siswa SMA Yatim Piatu Lari 5 Km ke Sekolah Surya.co.id Pasalnya, dialog dalam film Sekawan Limo didominasi dengan penggunaan bahasa Jawa.
"Ini menjadi karya yang akhirnya bisa dinikmati oleh banyak orang. Tidak hanya orang Jawa saja, tetapi juga banyak sekali orang orang yang tidak berbahasa Jawa juga menikmati karya ini," ucap Bayu Skak. Diketahui, film garapan sutradara Bayu Skak tersebut mengusung genre komedi horor. Cerita dalam film Sekawan Limo mengisahkan tentang sekelompok orang yang melakukan pendakian di gunung Madyopuro.
Bagas (Bayu Skak), Lenni (Nadya Arina), Dicky (Firza Valaza), Juna (Benidictus Siregar), dan Andrew (Indra Pramujito) dipertemukan ketika mendaki Gunung Madyopuro. Saat melakukan pendakian, rombongan mereka harus genap dan dilarang menoleh ke belakang. Pasalnya jika nekat menoleh maka akan ada yang mengikuti.
Namun sayangnya mereka gagal mematuhi mitos tersebut. Sepanjang perjalanan mereka terus dihantui hingga akhirnya sadar kalau dari lima orang itu bukan manusia. Rupanya sosok tersebut merupakan hantu dari gunung tersebut.
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.